Senin, 01 Februari 2016

pendakian Gunung Panderman



PUNCAK BASUNDARA GUNUNG PANDERMAN 

Bismillahirobbil’alaminn..
Dipenghujung liburan semester genap tepatnya hari Sabtu, 30 januari 2016. Alhamdulillah kami akhwat ber-sembilan bisa menapaki gunung Panderman dengan ketinggian 2000 mdpl, yang berlokasi di kota Batu, Malang Jawa Timur dan puncaknya bernama Puncak Basundara.
Dengan berbekal air minum satu botol, niat, tekad, motor (pinjaman), dan makanan seadanya kita bertiga yaitu aku (orang yang nulis), sintia (wong nyebeli) dan mba juke (mba ku paling keren di kontrakan -_-) berangkat dari kontrakan kurang lebih pukul 05:30 WIB. Molor setengah jam yang sebelumnya direncanakan berangkat dari kontrakan pukul 05:00 WIB. Singkat cerita, kami bersembilan berkumpul di UIN pasca sarjana karena beberapa dari rombongan yaitu mba nisa, mba ika, mba tika dan mba indah tinggalnya dekat dengan UIN Pasca. Kami satu rombongan ada sembilan orang tetapi motor hanya ada 4 , itu artinya kurang satu motor dan nggak memungkinkan untuk cari pinjaman lagi dan nggak mungkin juga kita cabe-cabean (boncengan bertiga dan yang ada nanti malah ditilang). Jadi mau nggak mau satu dari kita ada yang harus naik ojek sampai lokasi parkir terakhir.    
Kurang lebih satu jam perjalanan kami sampai ke lokasi parkiran terakhir. Yaitu pukul 07:26 setelah selesai memarkirkan motor mulailah kami mendaki, kira-kira 100 m kita berjalan yaitu dari tempat parkir terakhir terdapat gardu kecil di sebelah kiri jalan yang bertuliskan “check point ‘tiket masuk Rp. 7.000/orang’ Gn. Panderman” di gardu tersebut juga terdapat papan informasi terkait jalur pendakian dan rambu-rambu saat mendaki, alasan pembayaran tiket tersebut tidak hanya asal dipungut biaya, akan tetapi juga diperhatikan keselamatan para pendaki, jika awal berangkat ada 9 orang dan saat kembali ternyata hanya 8 orang itu menjadi tanggung jawab bersama, sehingga sudah seharusnya kita mematuhi dan mengerti etika saat mendaki.
 Selasai urusan tukar menukar (uang-tiket) di gardu, kami mulai melanjutkan pendakian. Suasana hari yang sangat cerah langit biru yang disinari matahari dan diselimuti awan colombus putih berrtumpuk-tumpuk membuat kami lebih optimis untuk mendaki karena harapan kami tidak akan terjadi hujan sehingga pendakian dapat berjalan sesuai harapan dan selamat sampai kami kembali. Karena tujuan pendakian tidak hanya sampai di puncak,  tetapi dapat kembali dengan selamat. Bismillah..
(gardu samping kiri jalan)

(saat awal pendakian)


(suasanan hari yang cerah)

Belum ada satu jam, kami mulai ngos-ngosan karena memang jalannya yang nanjak terus.. Ternyata jalur ini tidak hanya menuju ke Gunung Panderman tetapi juga ke Gunung Buthak, jalur Gunung Panderman ke arah kiri sedangkan Gunung Buthak ke arah kanan. Sepanjang perjalanan menuju pos pertama jalannya dipenuhi dengan rumput gajah (Pennisetum purpureum) kanan dan kiri jalan yang kami lewati penuh dengan rumput gajah yang tingginya dua kali dari tubuh orang dewasa. Mba uri, mba eni dan sintia mereka jalan lebih cepat dari kami disusul aku dan belakngaku ada mba nisa, mba indah, mba juke, mba tika dan mba ika. Mba juke selalu berada di paling belakang bareng sama mba tika dan mba ika, karena memang mereka berdua (mba ika dan mba tika) gampang banget kecapean dan sering berhenti untuk istirahat, tetapi sesekali kami juga berhenti sejenak dibatu-batuan besar karena kelelahan, dengan menikmati segarnya udara dan keindahan alam yang nyata di depan mata. 

Waktu menunjukan pukul 08:41 WIB kami telah sampai di ketinggian 1600 mdpl yaitu pos pertama tepatnya di Latar Ombo. Karena tempatnya yang rata dan lumayan luas maka banyak pendaki yang memanfaatkannya untuk berkemah dengan menikmati indahnya kota Batu-Malang dari atas bukit. Saat kami disana juga ada 3 orang pendaki yang berkemah, 2 turis asing dan 1 turis lokal.  Perjalanan masih panjang untuk sampai ke puncak dan ada 3  pos yang harus kami lewati, pos ketiga adalah puncaknya, sekitar 10 menit kami di Latar Ombo kemudian kami melanjutkan pendakian. Disetiap pos tertulis peringatan dan rambu-rambu saat mendaki. 
( Jalan menuju pos 1 disamping kanan kiri ditumbuhi rumput gajah)

(saat pendakian menuju pos 1)

(saat berada di pos 1 Latar Ombo 1630 mdpl)

( teman-teman saat berada di pos 1 Latar Ombo 1630 mdpl)

Perjalanan selanjutnya menuju pos 2, medannya lebih curam dan luar biasa. Jalannya naik terus dengan medan tanah berbatu besar-besar berkelok-kelok, jalan yang ditapaki tidak terkena panasnya matahari karena di kanan kiri jalan banyak ditumbuhi pohon-pohon pinus dan banyak ditumbuhi juga paku-pakuan dan rumput-rumputan liar, ditengah jalan banyak ditemukan pohon yang tumbang sehingga menghalangi jalan pendakian. Perjalanan selanjutnya menuju pos 2 dan kami  sama sekali tidak mendengan suara pendaki kecuali rombongan kami, juga tidak bertemu dengan pendaki lain, sehingga serasa di tengah-tengah hutan gunung ini hanya ada kami saja.
Jam tanganku menunjukan pukul 09:35 WIB. Kami tiba di pos 2 yaitu di Watu Gede dengan ketinggian 1730 mdpl, tempat ini dinamakan Watu Gede karena mungkin di lokasi tersebut terdapat batu yang besar sehingga dinamakan Watu Gede ( batu besar). Tidak lama kami bersitirahat di Watu Gede, kami langsung cap cus menuju pos 3 yaitu puncak Basundara Panderman. 
Awal perjalanan dari Watu Gede kami disuguhkan dengan bunga mawar yang sangat harum berwarna ungu muda, tetapi bunga ini berbeda dari bunga mawar yang sering kita temui. Mawar ini terlihat tidak menumpuk dan putik bunganya yang terlihat jelas. Mungkin bunga mawar ini asli mawar gunung yang tersisa. Karena bunga mawar yang asli adalah mawar yang tidak tumpuk sedangkan mawar yang sering kita temui adalah mawar yang tumpuk.
Kembali ke pendakian……
Medan menuju pos 3 tidak kalah ekstrimnya dengan sebelumnya. Ini jalan kaya bukan jalan kira-kira sekitar 50 derajat ketinggian yang harus kami lewati. 5 orang dari kami sudah mendahului, sintia didepanku sesekali aku mengambil foto jalan yang sangat curam ini, batu besar, tanah agak licin, akar pohon besar, pohon tumbang pun harus kami leawati. mba juke, mba ika dan mba tika masih keukeuh berada di belakangku. Waktu sekitar pukul 10:20 WIB perjalanan masih belum sampai puncak akan tetapi kabut mulai menyelimuti hutan yang kami tapaki tiba-tiba suasanan menjadi sangat dingin dengan angin yang berhembus membuat kabut awan berubah menjadi rintikan air, dan tiba-tiba rintikan air menetesi wajah kami. Gerimis turun sebelum kami sampai ke puncak. Jaket yang sebelunya dipakai saat mendaki kemudian kami lepaskan dan disimpan di tas, persiapan jika pakaian yang kami kenakan basah kuyub. Pohon-pohon pinus dan pohon khas gunung yang menjulang keatas dapat sedikit menutupi  awan sehingga kami tidak terlalu terkena air hujan.  Alhamdulillah tidak lama kemudian gerimis mulai reda. Dan kami masih berada di tengah-tengah hutan.

( rambu-rambu saat mendaki )


( Bunga mawar )

( saat berada di pos 2 Watu Gede 1730 mdpl)

( saat pendakian menuju pos terakhir Puncak )

( saat pendakian menuju pos terakhir Puncak )

( saat pendakian menuju pos terakhir  suasana kabut tebal )

( saat pendakian menuju pos terakhir suasana kabut tebal )
 
( kabut tebal mulai menutupi jalan )
Diperjalanan selanjutnya waktu menunjukan pukul 10:45 WIB kami tiba di lokasi yang strategis untuk dibuat camping, ada beberapa orang terlihat nge-camp dengan tenda berwarna orange. Sejenak kami bersitirahat dengan memanjakan mata melihat alam di bawah sana, tetapi kabut tebal menutupinya sehingga tidak terlihat sama sekali suasana di bawah sana. Adanya kabut dan angin yang berhembus membuat udara sangat dingin.  
Perjalanan berlanjut….
Ada beberapa para pendaki yang turun dan memberitahu kami kalo didepan ada banyak monyet yang berkeliaran, karena memang gunung Panderman ini masih sangat alami dan tidak banyak terkena campur tangan manusia. Jadi harus sangat berhati-hati, barang bawaanya, topinya (ehh…….) makanan, jajan yang dibawa jangan asal ngeluarin di tempat, karena bisa langsung direbut  penghuni asli hutan ini yaitu monyet. 
Mba uri, karena mba uri dkk sudah mendahului kami, dan sebelumnya juga belum tau kalo ditempat ini banyak penghuninya (monyet). mereka (mba uri dkk) lagi enak-enak  makan telor sama kerupuk eh tiba-tiba si monyet dateng dan langsung ngerebut kerupuknya. katanya sii.... monyetnya udah dikasih telor dadar tapi ternyata nggak doyan dan malah kerupuk yang diambil (ya sudah lahh….kapan lagi coba ngasih makan monyet di rumahnya langsung)
 
( suasana kabut tebal menutupi pemandangan di bawah)
 
( monyet salah satu hewan penghuni hutan _jepretan jule_)




( pemandangan dari atas pegunungan )

11:23 WIB bendera merah putih terlihat dan tidak ada tanjakan lagi. Kami sudah sampai puncak. Beberapa menit kemudian disusul dengan pendaki yang lain, Puncak Basundara Gunung Panderman dengan ketinggian 2000 mdpl.  Atas izin-NYA kami dapat menapaki puncak ini. Hari yang sangat cerah, suasana yang tenang, kami nikmati diatas puncak Basundara. Makan bareng bersembilan yang tadinya porsi untuk 3-4 orang ini bisa dinikmati Sembilan orang dan Alhamdulillah kenyang, dengan melihat keamanan sekitar was-was jika tiba-tiba datang seekor monyet (hap…lalu disantap) karena lokasi bawah sebelum sampai puncak banyak monyet bergelantungan di pohon. Tetapi tidak ditemukan monyet yang sampai ke puncak. Mungkin Karena memang lokasi bawah yang masih banyak terdapat makanan sehingga mereka lebih betah menempati lokasi bawah dari pada di puncak.
 Menikmati suasanan puncak dengan berfoto-foto sepuasnya, menikmati indahnya kota malang-Batu dari atas puncak yang berlatarkan gunung Arjuno. Setelah itu Shalat dhuhur berjama’ah dilanjut shalat jamak ashar diimami oleh mba indah, dengan beralaskan tanah dan beratapkan langit dan AC yang alami terasa begitu berbeda dan tenang. Tidak ada suara apapun kecuali suara angin. Subhanallah.. biarlah puncak ini menjadi saksi bisu perjalanan kami untuk sampai di bumi Allah yang luar biasa dan dapat bersujud memujinya..
( bendera di puncak )


( pemandangan dari Puncak Basundara )

( pemandangan dari atas pegunungan )

( pemandangan dari atas pegunungan _jepretan jule_ )

( Puncak Basundara 2000 mdpl _jepretan jule_ )

( shalat berjama'ah )
( saat berada di Puncak Basundara Gunung Panderman )



Setelah dua jam kami menikmati suasana puncak barulah kami bersiap untuk menaklukan kembali perjalanan pulang. 13:41 WIB kami mulai menuruni gunung Panderman. Turunan yang curam, terjalnya jalan berbatu, tanah berkelo-kelok, pohon yang tumbang, kembali kami lewati. Tidak lebih dari 3 jam kami sudah sampai di pos 1 dan sampai lokasi parkiran kurang lebih pukul 16:41. Langsung deh cap cuss pulang ke kontrakan…Wasslamu’alaikum
Itu ceritaku mana ceritamu ??...^_^...

7 komentar:

  1. Lanjutkan nulis lebih banyak lagi, bro!
    Karena sedikit yang kita bagi, bisa berarti banyak untuk orang lain :-)

    BalasHapus
  2. baik kaka.. menulis juga dapat mempertajam ingatan ya mba ^_^

    BalasHapus
  3. Maaf mbak Qonita.numpang nanya. Apakah tgl 27 feb 2016 ke panderman lagi? Kerabat kami abdul hakim pandu nusa tgl 27 katanya ke oanderman dan belum balik. Klo diliat dari buku tamunya bersama frengki.erfin.qonita.khurniawan.roin.sama nita. Apakah qonita itu mbak? Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan mba, qonita berangkatnya sama saya dan kami beranggotakan perempuan semua saat ke panderman kemarin.

      Hapus
    2. Bukan mba, qonita berangkatnya sama saya dan kami beranggotakan perempuan semua saat ke panderman kemarin.

      Hapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus