Kamis, 22 Oktober 2015

Integrasi QS Ar-Ruum dengan Biologi



MAKALAH EKOLOGI TUMBUHAN
INTEGRASI Q.S AR-RUUM AYAT 24 DALAM KAJIAN BIOLOGI
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekologi Tumbuhan
Dosen pengampu: Dwi Suheryanto, M.P



Disusun Oleh:
Qonita wardatul Jannah (13620077)
Kelas: Biologi C



JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kajian ilmu Biologi merupakan pokok bahasan yang sangat luas pencakupannya, mulai dari manusia, hewan, tumbuhan, Protista, fungi, mikroorganisme autotroph/heterotroph, awal mula kejadian kehidupan di Bumi,  dan lingkungan-lingkungan sekitar bahkan hingga sampai pada ruang angkasa sekalipun. Kesemuaanya dapat dijelaskan melalui kajian ilmu Biologi. Dalam beberapa buku telah banyak menjelaskan tentang para ilmuan yang berkecimpung dalam hal meneliti awal mula kejadian kehidupan di Bumi, diantaranya yaitu John Needham (1713-1781) yang melakukan percobaan dengan daging yang dimasak dan mengamati bahwa terdapat mikroorganisme pada awal percobaan dan berkesimpulan bahwa jasad-jasad tersebut berasal dari daging. Sehingga ilmuan ini berkesimpulan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
Allah berfirman dalam QS. Ar-Ruum:24
Artinya:
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)Nya, Dia memperlihatkan kilat kepadamu untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan air (Hujan) dari langit, lalu dengan air itu dihidupkannya bumi setelah mati (kering). Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mengerti.
Air hujan merupakan karunia Allah luar biasa yang turun dari langit, begitupun kehidupan di Bumi. Jika tidak ada air maka bumi ini bisa diyakini akan menjadi kering dan mati. Dan tidak ada kehidupan. Percobaan John Needham juga berhubungan dengan kehidupan makhluk hidup yaitu bagaimana makhluk hidup itu dapat tumbuh pada substrat dari daging. Untuk mengetahui bagaimana pentingnya air untuk kehidupan di Bumi dan awal kehidupan di bumi maka akan sedikit banyak dijelaskan di makalah ini.

1.2  Rumusan Masalah
Rumusan Masalah pada makalah ini yaitu:
1.      Bagaimana inti dari integrasi Q.S.Ar-Ruum ayat 24 dalam kajian ilmu Biologi?
1.3  Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini yaitu:
1.      Untuk mengetahui inti dari integrasi Q.S Ar-Ruum ayat 24 dalam kajian ilmu BIologi.






















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Q.S Ar-Ruum: 24
Artinya:
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)Nya, Dia memperlihatkan kilat kepadamu untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan air (Hujan) dari langit, lalu dengan air itu dihidupkannya bumi setelah mati (kering). Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mengerti.
Kementrian Agama RI dalam buku Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid II menerangkan bahwa surah ar-rum ayat 24 tersebut berbicara tentang salah satu dari tanda kekuasaan dan kebesaran Allah yaitu “kilat”. Kilat adalah suatu fenomena atau gejala alam yang dapat disaksikan oleh panca indra dan dapat pula diterangkan secara ilmiah. Kilat timbul dari bunga api listrik yang terjadi dikala bersatunya listrik positif yang berada di awan yang mengandung air dengan listrik negatif yang berada di bumi.
Cahaya kilat  bersinar laksana cemeti yang memukul diruang angkasa. Sejenak saja sesudah adanya cahaya kilat itu maka akan kedengaranlah bunyi petir  yang sangat dahsyat yang bisa membinasakan apa saja yang ia sambar. Apabila manusia yang ia sambar maka ia akan mati terbakar, apabila metal atau logam yang disambar, maka benda itu akan mencair atau melebur, dan apabila bangunan yang ia sambar, maka bangunan itu akan hancur dan terbakar.
Allah Maha Besar, Maha yang maha menciptakan. Dia yang telah memperlihatkan kilat sebelum datangnya hujan, itu memang tanda-tanda kebesaran Allah yang mana manusia akan merasakan takut dan khawatur jika mendengarnya, sehingga berharap akan datang pertolongan Allah datang kepadanya. Lalu Allah menurunkan air hujan dari langit untuk turun ke Bumi. Turunnya hujan ke Bumi ini pun Allah tidak hanya asal memberikan hujan akan tetapi memiliki tujuan, yaitu dijelaskan lagi diterusan ayatnya yaitu “lalu dengan air itu dihidupkannya Bumi setelah mati (kering).” Maka pada ayat ini Allah memeberikan banyak tanda-tanda kebesarannya dan kita sebagai manusia wajib untuk mengetahui dan mempelajari tanda-tanda kebesaran Allah tersebut dan mengimaninya.
2.2  Integrasi Al-Qur’an dalam Kajian Ilmu BIologi
Kajian ilmu Biologi terkait ayat diatas banyak terdapat tanda-tanda Allah, tertulis jelas bahwa sebelumnya bumi ini mati (kering) kemudian setelah diturunkannya hujan maka Bumi ini menjadi hidup kembali, menjadi subur kembali dan dapat digunakan oleh makhluk Allah yang menghuni bumi. Sutedjo (2004) dalam bukunya yang berjudul Analisis Tanah, Air, dan Jaringan Tanaman menjelaskan mengenai air yang digunakan untuk tanah pertanian. Dalam penjelasnnya yaitu harkat tanah pertanian akan meningkat karena air, kalau pada air yang masuk petak-petak pertanian kenyataanya banyak mengandung hara, melindi zat-zat racun dari petak, memeperbaiki struktur dan kemantapan (konsistensi) tanah yang bertekstur kasar dengan bahan-bahan tersuspensinya serta kolmatasi medan.
Suatu penilaian terhadap air hujan yag hanya mengenai jumlah dan tagihan air yang tercurah sepanjang tahun pada tanah-tanah pertanian belumlah dinilai mencukupi, Karena perlu dinilai juga tentang segi kimiawi air hujan. Beberapa contoh dapat dikemukakan:
a)      Di Kalimantan seringkali tertampung air curahan hujan yang mempunyai pH (keasaman) sekitar 4,0.
b)      Air hujan yang sebelum sampai ke tanah menerobos tajuk pohon-pohonan biasanya mengandung nitrat lebih tinggi disbanding dengan yang jatuh di lapangan terbuka.
c)      Air hujan yang jatuh di daratan dan di pantai biasanya berkandungan garam yang berasal dari percikan air laut dan terbawa angina ke daratan.
d)     Air hujan yang jatuh di daerah di mana gunung berapi berpengaruh kenyataannya mengandung sulfat lebih tinggi.
Campbell, Neil A dan Jane B. Reece (2012) juga menejelaskan mengenai pentingnya air. Penjelasannya yaitu air ada di mana-mana sehingga mudah sekali melewatkan fakta bahwa air merupakan zat istimewa dengan banyak sifat yang luar biasa. Dengan mengikuti tema sifat emergen. Molekul air tampak sederhana, bentuk molekul air seperit huruf V yang lebar, dengan dua atom hidrogen yang digabung ke satu atom oksigen oleh ikatan kovalen tunggal. Semua organisme yang kita kenal tersusun sebagian besar dari air. Air adalah medium biologis di Bumi dan mungkin juga pada planet-planet lain. Kehidupan di Bumi dimulai dalam air dan ber-evolusi selama 3 miliar tahun sebelum menyebar ke darat.
               Pelczar, Michael J dan E.C.S .Chan ( 2010) dalam bukunya Dasar-Dasar Mikrobiologi menjelaskan bahwa pada tanggal 9 Juni 1675, Leeuwenhook menulis dalam buku hariannya, “Mengumulkan air hujan dalam cawan”, dan pada tanggal 10 Juni ia melanjutkan, “Sambil mengamati air tersebut aku berkhayal bahwa aku menemukan makhluk-makhluk hidup;tetapi karena amat sedikitnya serta tidak terdapati dengan mudah, maka hal ini tak dapat kuterima sebagai hal yang benar”. Maka keesokan harinya ia pun kembali kepada pengamatannya dan mencatat. “Tak ada pikiran padaku bahwa akan tampak makhluk hidup, tetapi setelah kuamati maka dengan penuh kagum aku melihat seribu makhluk dalam setetes air. Animalku itu merupakan jenis terkecil yang pernah kulihat sampai kini”.
Penjelasan-penjelasan diatas sangat mewakili terkait integrasinya dengan Biologi. Dimana air yang turun dari langit dan kemudian menetas hingga sampai ke tanah, laut, sungai, danau, dan lain-lain pada kesemuanya itu kemudian terdapat prosesnya masing-masing. Air hujan yang terdapat di tanah dapat menumbuhkan berbagai macam tumbuhan, buah-buahan, sayur-sayuran yang dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan makanan. Pada air tersebut juga terdapat berbagai mikroorganisme, yang sebelumnya dilakukan percobaan oleh ilmuan dahulu yaitu leuwenhook (1675) telah menemukan seribu mikroorganisme dalam satu tetes air. Itu artinya air merupakan sumber kehidupan, jika tidak ada air maka bumi akan kering dan akan mati.
Penjelasan yang lain dalam Biologi juga dapat dikaitkan dengan transpirasi pada tumbuhan, yaitu proses keluarnya air dari dalam tumbuhan melalui lubang stomata, kutikula, dan lenti sel dalam bentuk uap. Jika kadar air pada tumbuhan terlalu tinggi maka laju transpirsi juga akan cepat hal ini bertujuan agar suhu tumbuhan dapat stabil. Ekosistem yang baik yaitu terdapat beberapa komponen abiotik dan biotik yang saling mendukung dan terdapat simbiosis mutualisme, hal ini akan sangat menguntungkan antara satu populasi dengan populasi lainnya dan tidak terjadi kerugian. Jika kadar air yang mencukupi maka akan lebih baik dan akan lebih subur.


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan mengenai integrasi Q.S Ar-Ruum ayat 24 ini dapat disimpulkan :
1.      Inti dari integrasi Q.S Ar-Ruum ayat 24 ini adalah bahwa air hujan yang dturunkan oleh Allah ke bumi merupakan sumber khidupan yang luar biasa karena sifat air ini yang dapat menghidupkan bumi dari yang mati (kering) menjadi subur dan banyak kehidupan. Bahkan di dalam satu tetes air pun juga terdapat kehidupan dari mikroorganisme. Air yang terdapat di bumi diserap oleh tumbuhan melalui bulu-bulu akar yang kemudian dialirkan keseluruh tubuh tumbuhan dan digunakan untuk proses pertumbuhannya. Sehingga manusia dapat merawatnya dan mengomsumsinya dengan baik.
3.2 Saran
Diharapkan penulisan makalah ini dapat digunakan sebagai sarana belajar mandiri tentang integrasi ayat-ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan hal yang ilmiah dalam kehidupan sehari-hari.










DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A dan Jane B. Reece. 2012. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta : Erlanga
Hanafiah, Kemas Ali. Dkk. 2005. Biologi Tanah Ekologi dan Makrobiologi Tanah. Jakarta: PT       
                  Raja Grafindo Persada
Kementrian Agama RI . 2010. Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid II. Jakarta: Lentera Abadi
Pelczar, Michael J dan E.C.S .Chan. 2010. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press
Sutedjo, Mul Mulyani. 2004. Analisis Tanah, Air, dan Jaringan Tanaman. Jakarta: Rineka Cipta



Tidak ada komentar:

Posting Komentar