PUNCAK
BASUNDARA GUNUNG PANDERMAN
Bismillahirobbil’alaminn..
Dipenghujung liburan semester genap tepatnya hari Sabtu, 30 januari 2016.
Alhamdulillah kami akhwat ber-sembilan bisa menapaki gunung Panderman dengan
ketinggian 2000 mdpl, yang berlokasi di kota Batu, Malang Jawa Timur dan
puncaknya bernama Puncak Basundara.
Dengan
berbekal air minum satu botol, niat, tekad, motor (pinjaman), dan makanan
seadanya kita bertiga yaitu aku (orang yang nulis), sintia (wong nyebeli) dan
mba juke (mba ku paling keren di kontrakan -_-) berangkat dari kontrakan kurang
lebih pukul 05:30 WIB. Molor setengah jam yang sebelumnya direncanakan
berangkat dari kontrakan pukul 05:00 WIB. Singkat cerita, kami bersembilan berkumpul
di UIN pasca sarjana karena beberapa dari rombongan yaitu mba nisa, mba
ika, mba tika dan mba indah tinggalnya dekat dengan UIN Pasca. Kami satu
rombongan ada sembilan orang tetapi motor hanya ada 4 , itu artinya kurang satu motor dan
nggak memungkinkan untuk cari pinjaman lagi dan nggak mungkin juga kita
cabe-cabean (boncengan bertiga dan yang ada nanti malah ditilang). Jadi mau nggak mau satu dari kita
ada yang harus naik ojek sampai lokasi parkir terakhir.
Kurang
lebih satu jam perjalanan kami sampai ke lokasi parkiran terakhir. Yaitu pukul
07:26 setelah selesai memarkirkan motor mulailah kami mendaki, kira-kira 100 m kita berjalan yaitu dari tempat parkir terakhir terdapat gardu
kecil di sebelah kiri jalan yang bertuliskan “check point ‘tiket masuk Rp.
7.000/orang’ Gn. Panderman” di gardu tersebut juga terdapat papan informasi
terkait jalur pendakian dan rambu-rambu saat mendaki, alasan pembayaran tiket
tersebut tidak hanya asal dipungut biaya, akan tetapi juga diperhatikan
keselamatan para pendaki, jika awal berangkat ada 9 orang dan saat kembali
ternyata hanya 8 orang itu menjadi tanggung jawab bersama, sehingga sudah
seharusnya kita mematuhi dan mengerti etika saat mendaki.
Selasai urusan tukar menukar (uang-tiket) di
gardu, kami mulai melanjutkan pendakian. Suasana hari yang sangat cerah langit
biru yang disinari matahari dan diselimuti awan colombus putih
berrtumpuk-tumpuk membuat kami lebih optimis untuk mendaki karena harapan kami
tidak akan terjadi hujan sehingga pendakian dapat berjalan sesuai harapan dan
selamat sampai kami kembali. Karena tujuan pendakian tidak hanya sampai di
puncak, tetapi dapat kembali dengan selamat. Bismillah..
 |
(gardu samping kiri jalan) |
|
 |
(saat awal pendakian) |
|
|
 |
(suasanan hari yang cerah) |
Belum
ada satu jam, kami mulai ngos-ngosan karena memang jalannya yang nanjak terus..
Ternyata jalur ini tidak hanya menuju ke Gunung Panderman tetapi juga ke Gunung
Buthak, jalur Gunung Panderman ke arah kiri sedangkan Gunung Buthak ke arah
kanan. Sepanjang perjalanan menuju pos pertama jalannya dipenuhi dengan rumput gajah
(Pennisetum purpureum)
kanan dan kiri jalan yang kami lewati penuh dengan rumput gajah yang tingginya
dua kali dari tubuh orang dewasa. Mba uri, mba eni dan sintia mereka
jalan lebih cepat dari kami disusul aku dan belakngaku ada mba nisa, mba indah,
mba juke, mba tika dan mba ika. Mba juke selalu berada di paling belakang
bareng sama mba tika dan mba ika, karena memang mereka berdua (mba ika dan mba
tika) gampang banget kecapean dan sering berhenti untuk istirahat, tetapi sesekali kami juga berhenti sejenak dibatu-batuan besar karena
kelelahan, dengan menikmati segarnya udara dan keindahan alam yang nyata di
depan mata.
Waktu
menunjukan pukul 08:41 WIB kami telah sampai di ketinggian 1600 mdpl yaitu pos
pertama tepatnya di Latar Ombo. Karena tempatnya yang rata dan lumayan luas
maka banyak pendaki yang memanfaatkannya untuk berkemah dengan menikmati
indahnya kota Batu-Malang dari atas bukit. Saat kami disana juga ada 3 orang pendaki yang berkemah, 2 turis asing dan 1 turis lokal. Perjalanan masih panjang untuk sampai ke
puncak dan ada 3 pos yang harus kami
lewati, pos ketiga adalah puncaknya, sekitar 10 menit kami di Latar Ombo kemudian kami
melanjutkan pendakian. Disetiap pos tertulis peringatan dan rambu-rambu saat
mendaki.
 |
( Jalan menuju pos 1 disamping kanan kiri ditumbuhi rumput gajah) |
 |
(saat pendakian menuju pos 1) |
 |
(saat berada di pos 1 Latar Ombo 1630 mdpl) |
 |
( teman-teman saat berada di pos 1 Latar Ombo 1630 mdpl) |
Perjalanan
selanjutnya menuju pos 2, medannya lebih curam dan luar biasa. Jalannya naik
terus dengan medan tanah berbatu besar-besar berkelok-kelok, jalan yang ditapaki tidak terkena panasnya
matahari karena di kanan kiri jalan banyak ditumbuhi pohon-pohon pinus dan
banyak ditumbuhi juga paku-pakuan dan rumput-rumputan liar, ditengah jalan banyak ditemukan pohon yang tumbang sehingga menghalangi jalan pendakian. Perjalanan
selanjutnya menuju pos 2 dan kami sama sekali tidak mendengan suara pendaki kecuali rombongan kami, juga
tidak bertemu dengan pendaki lain, sehingga serasa di tengah-tengah hutan gunung
ini hanya ada kami saja.
Jam
tanganku menunjukan pukul 09:35 WIB. Kami tiba di pos 2 yaitu di Watu Gede dengan
ketinggian 1730 mdpl, tempat ini dinamakan Watu Gede karena mungkin di lokasi
tersebut terdapat batu yang besar sehingga dinamakan Watu Gede ( batu besar).
Tidak lama kami bersitirahat di Watu Gede, kami langsung cap cus menuju pos 3
yaitu puncak Basundara Panderman.
Awal
perjalanan dari Watu Gede kami disuguhkan dengan bunga mawar yang sangat harum
berwarna ungu muda, tetapi bunga ini berbeda dari bunga mawar yang sering kita
temui. Mawar ini terlihat tidak menumpuk dan putik bunganya yang terlihat
jelas. Mungkin bunga mawar ini asli mawar gunung yang tersisa. Karena bunga
mawar yang asli adalah mawar yang tidak tumpuk sedangkan mawar yang sering kita
temui adalah mawar yang tumpuk.
Kembali
ke pendakian……
Medan
menuju pos 3 tidak kalah ekstrimnya dengan sebelumnya. Ini jalan kaya bukan
jalan kira-kira sekitar 50 derajat ketinggian yang harus kami lewati. 5 orang
dari kami sudah mendahului, sintia didepanku sesekali aku mengambil foto jalan
yang sangat curam ini, batu besar, tanah agak licin, akar pohon besar, pohon
tumbang pun harus kami leawati. mba juke, mba ika dan mba tika masih keukeuh
berada di belakangku. Waktu sekitar pukul 10:20 WIB perjalanan masih belum
sampai puncak akan tetapi kabut mulai menyelimuti hutan yang kami tapaki
tiba-tiba suasanan menjadi sangat dingin dengan angin yang berhembus membuat kabut awan
berubah menjadi rintikan air, dan tiba-tiba rintikan air menetesi wajah kami.
Gerimis turun sebelum kami sampai ke puncak. Jaket yang sebelunya dipakai saat
mendaki kemudian kami lepaskan dan disimpan di tas, persiapan jika pakaian yang
kami kenakan basah kuyub. Pohon-pohon pinus dan pohon khas gunung yang
menjulang keatas dapat sedikit menutupi awan sehingga kami tidak terlalu
terkena air hujan. Alhamdulillah tidak
lama kemudian gerimis mulai reda. Dan kami masih berada di tengah-tengah hutan.
 |
( rambu-rambu saat mendaki ) |
 |
( Bunga mawar ) |
 |
( saat berada di pos 2 Watu Gede 1730 mdpl) |
 |
( saat pendakian menuju pos terakhir Puncak ) |
 |
( saat pendakian menuju pos terakhir Puncak ) |
 |
( saat pendakian menuju pos terakhir suasana kabut tebal ) | | |
|
|
 |
( saat pendakian menuju pos terakhir suasana kabut tebal ) |
 |
( kabut tebal mulai menutupi jalan )
Diperjalanan
selanjutnya waktu menunjukan pukul 10:45 WIB kami tiba di lokasi yang strategis
untuk dibuat camping, ada beberapa orang terlihat nge-camp dengan tenda
berwarna orange. Sejenak kami bersitirahat dengan memanjakan mata melihat alam
di bawah sana, tetapi kabut tebal menutupinya sehingga tidak terlihat sama
sekali suasana di bawah sana. Adanya kabut dan angin yang berhembus membuat udara
sangat dingin.
Perjalanan
berlanjut….
Ada
beberapa para pendaki yang turun dan memberitahu kami kalo didepan ada banyak
monyet yang berkeliaran, karena memang gunung Panderman ini masih sangat alami
dan tidak banyak terkena campur tangan manusia. Jadi harus sangat berhati-hati,
barang bawaanya, topinya (ehh…….) makanan, jajan yang dibawa jangan asal
ngeluarin di tempat, karena bisa langsung direbut penghuni asli hutan ini yaitu monyet.
Mba uri, karena
mba uri dkk sudah mendahului kami, dan sebelumnya juga belum tau kalo ditempat
ini banyak penghuninya (monyet). mereka (mba uri dkk) lagi enak-enak makan
telor sama kerupuk eh tiba-tiba si monyet dateng dan langsung ngerebut kerupuknya. katanya sii.... monyetnya udah dikasih telor dadar tapi ternyata nggak doyan dan malah kerupuk yang diambil (ya
sudah lahh….kapan lagi coba ngasih makan monyet di rumahnya langsung)
 |
( suasana kabut tebal menutupi pemandangan di bawah) |
 |
( monyet salah satu hewan penghuni hutan _jepretan jule_) |
|
|
|
|
 |
( pemandangan dari atas pegunungan ) |
11:23
WIB bendera merah putih terlihat dan tidak ada tanjakan lagi. Kami sudah sampai
puncak. Beberapa menit kemudian disusul dengan pendaki yang lain, Puncak Basundara Gunung Panderman
dengan ketinggian 2000 mdpl. Atas
izin-NYA kami dapat menapaki puncak ini. Hari yang sangat cerah, suasana yang
tenang, kami nikmati diatas puncak Basundara. Makan bareng bersembilan yang
tadinya porsi untuk 3-4 orang ini bisa dinikmati Sembilan orang dan
Alhamdulillah kenyang, dengan melihat keamanan sekitar was-was jika tiba-tiba
datang seekor monyet (hap…lalu disantap) karena lokasi bawah sebelum sampai
puncak banyak monyet bergelantungan di pohon. Tetapi tidak ditemukan monyet
yang sampai ke puncak. Mungkin Karena memang lokasi bawah yang masih banyak
terdapat makanan sehingga mereka lebih betah menempati lokasi bawah dari pada
di puncak.
Menikmati suasanan puncak dengan berfoto-foto
sepuasnya, menikmati indahnya kota malang-Batu dari atas puncak yang berlatarkan
gunung Arjuno. Setelah itu Shalat dhuhur berjama’ah dilanjut
shalat jamak ashar diimami oleh mba indah, dengan beralaskan tanah dan
beratapkan langit dan AC yang alami terasa begitu berbeda dan tenang. Tidak ada
suara apapun kecuali suara angin. Subhanallah.. biarlah puncak ini menjadi
saksi bisu perjalanan kami untuk sampai di bumi Allah yang luar biasa dan dapat
bersujud memujinya..
 |
( bendera di puncak ) |
 |
( pemandangan dari Puncak Basundara ) |
 |
( pemandangan dari atas pegunungan ) |
 |
( pemandangan dari atas pegunungan _jepretan jule_ ) |
 |
( Puncak Basundara 2000 mdpl _jepretan jule_ ) |
 |
( shalat berjama'ah ) |
 |
( saat berada di Puncak Basundara Gunung Panderman )
|
Setelah
dua jam kami menikmati suasana puncak barulah kami bersiap untuk menaklukan
kembali perjalanan pulang. 13:41 WIB kami mulai menuruni gunung Panderman. Turunan
yang curam, terjalnya jalan berbatu, tanah berkelo-kelok, pohon yang tumbang, kembali
kami lewati. Tidak lebih dari 3 jam kami sudah sampai di pos 1 dan sampai
lokasi parkiran kurang lebih pukul 16:41. Langsung deh cap cuss pulang ke
kontrakan…Wasslamu’alaikum
Itu
ceritaku mana ceritamu ??...^_^...
Lanjutkan nulis lebih banyak lagi, bro!
BalasHapusKarena sedikit yang kita bagi, bisa berarti banyak untuk orang lain :-)
baik kaka.. menulis juga dapat mempertajam ingatan ya mba ^_^
BalasHapusBener banget Ta (y) ayok nulis!
BalasHapusMaaf mbak Qonita.numpang nanya. Apakah tgl 27 feb 2016 ke panderman lagi? Kerabat kami abdul hakim pandu nusa tgl 27 katanya ke oanderman dan belum balik. Klo diliat dari buku tamunya bersama frengki.erfin.qonita.khurniawan.roin.sama nita. Apakah qonita itu mbak? Terima kasih
BalasHapusBukan mba, qonita berangkatnya sama saya dan kami beranggotakan perempuan semua saat ke panderman kemarin.
HapusBukan mba, qonita berangkatnya sama saya dan kami beranggotakan perempuan semua saat ke panderman kemarin.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus