Bismillahitawakaltu
‘alallahi laa khaulaa walaa quwwata illa billah…
Jum’at 12 Juni 2015 sekitar pukul 21:20 WIB Rombongan LDK (Lembaga Dakwah Kampus) Attarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dengan niat untuk mentadaburi ciptaan Allah berangkat menuju Gunung B-29 Lumajang yaitu program kerja dari divisi Kaderisasi periode 2014/2015. Rombongan kami ada 40 orang, terdiri dari 13 ikhwan dan 27 akhwat. ini merupakan jumlah yang tidak sedikit karena tadabur alam sebelumnya tidak sampai sebanyak ini, dan dapat dikatakan bahwa tadabur alam kali ini memang yang paling banyak personilnya. 5 mobil berangkat dari UIN Malang tepatnya dari parkiran depan masjid Attarbiyyah menuju Lumajang desa Argosari kawasan wisata B-29, yang masing-masing mobil dikendarai oleh Akh sahli, akh yasir, akh fauzan, akh noval dan akh udi.
Jum’at 12 Juni 2015 sekitar pukul 21:20 WIB Rombongan LDK (Lembaga Dakwah Kampus) Attarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dengan niat untuk mentadaburi ciptaan Allah berangkat menuju Gunung B-29 Lumajang yaitu program kerja dari divisi Kaderisasi periode 2014/2015. Rombongan kami ada 40 orang, terdiri dari 13 ikhwan dan 27 akhwat. ini merupakan jumlah yang tidak sedikit karena tadabur alam sebelumnya tidak sampai sebanyak ini, dan dapat dikatakan bahwa tadabur alam kali ini memang yang paling banyak personilnya. 5 mobil berangkat dari UIN Malang tepatnya dari parkiran depan masjid Attarbiyyah menuju Lumajang desa Argosari kawasan wisata B-29, yang masing-masing mobil dikendarai oleh Akh sahli, akh yasir, akh fauzan, akh noval dan akh udi.
2 jam perjalan dari Malang baru sampai pintu masuk kota
Probolinggo tiba-tiba kami dikagetkan dengan kabar kalau mobil yang dikendarai
akh fauzan nabrak mobil akh yasir. Dipinggir jalan mobil kamipun menunggu
rombongan mereka dan ±10 menit merekapun sampai, syukurnya tidak apa-apa hanya
bagian depan mobil yang sedikit rusak. Perjalanan dilanjutkan, Setelah 6 jam
perjalanan dari Malang sampailah di Lumajang sekitar pukul 03:10 WIB hari Sabtu
13 Juni 2015. Mata yang sebelumnya terpejam karena kantuk, tiba-tiba terbuka
karena keadaan jalan yang tidak lagi rata seperti sebelumnya. Jalan tanjakan
beraspal diiringi dengan pohon-pohon, rerumputan, semak-semak dan juga tikungan
jalan yang sangat tajam membuat mata ini seakan-akan ingin mengawasi keadaan
sekitar, beberapa meter dari pintu masuk kawasan wisata B-29 Lumajang terlihat
di balik kaca mobil samping kanan kiri berlalu lalang orang dengan mengendarai
sepeda motor dan menutup badan dengan sehelai kain sarung, tidak hanya satu dua
orang saja, tetapi setiap orang yang kami lihat semuanya mengenakan sarung yang
di kenakan di badan layaknya jaket untuk melindungi diri dari kedinginan malam.
Ternyata hal itu merupakan salah satu ciri khas dari masyarakat desa dekat
wisata gunung B-29 yaitu Desa Argosari Kecamatan Senauro Kabupaten Lumajang.
Setelah beberapa meter melalui jalur beraspal, jalur selanjutnya yaitu tanah
berbatu. Berbatu tidak sembarang batu, tetapi batu-batu yang tak teratur
penataanya. Beberapa warga menyarankan untuk segera memarkirkan mobil karena
medan selanjutnya lebih ekstrim dan berbahaya jika dilewati kendaran besar
seperti mobil yang kami naiki.
Sekitar 10 km dari puncak B-29 mobil diparkirkan. Kami pun
melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Saat turun dari mobil kami
disambut dengan hembusan udara khas gunung yang begitu dingin, dingin sekali.
Jaket tebal, sarung tangan, masker, kaos kaki, lengkap perlengkapan yang
dibutuhkan dikenakan untuk menghindari kedinginan udara malam Desa Argosari.
Setelah selesai breafing yang dibuka oleh akh udi dan ditutup dengan do’a oleh
akh riko, kami langsung melanjutkan perjalanan, dengan ditemani ribuan
bintang-bintang yang bersinar dan bulan yang terlihat jelas di samping kanan
kami. Hal ini cukup untuk menghibur dikala udara dingin menyelimuti badan yang
terhirup sampai ke paru-paru rasanya sangat menusuk badan. Alam yang terbuka
ini memang tidak pernah berbohong dengan alaminya udara dingin malam yang kami
rasakan. Gelapnya malam hanya bisa di bantu dengan penerangan dari senter yang
kami pakai sangat membantu pendakian.
(saat pendakian pukul 03:41) |
Jalan tanah berbatu berkelok-kelok ditambah dengan tanjakan
dengan ketinggian sekitar 40ͦ - 45ͦ tidak mengalahkan semangat kami untuk terus
berpijak menuju puncak B-29. 1 jam perjalanan telah usai kami lalui. Jam
menunjukkan pukul 04:35 WIB waktunya untuk shalat subuh, rombongan kami
berhenti di sebuah mushola samping jalan untuk melaksanakan shalat shubuh
berjama’ah. Aliran air khas desa Argosari yang segar dan alami terasa sangat
dingin bagai air dalam lemari es mengalir dan memebasahi anggota wudhu, hingga
terasa kaki dan tangan seperti akan cepat membeku. Roti tebal berisikan coklat
ditambah dengan beberapa tegukan air dingin sedikit mengisi perut dari cekaman
dingin yang merasuki tubuh.
Kedinginan tersebut dapat sedikit terlupakan setelah
melaksanakan shalat subuh. Terlihat panorama yang begitu menakjubkan, degradasi
warna langit yang luar biasa indah disebelah timur tepat matahari akan mulai
memunculkan diri. Perpaduan warna merah bercampur orange, kuning dan bertumpuk
dengan warna putih dari cahaya matahari mulai muncul. Birunya langit yang
terhampar begitu luas di depan mata menambah rasa penasaran untuk segera sampai
ke puncak B-29. Tetapi lagi-lagi perjalanan dihentikan dengan panorama yang tak
kalah luar biasa dengan yang sebelumnya. Awan-awan berwarna putih yang terkumpul rata ditambah dengan
birunya langit yang terhampar luas di Desa Argosari ini terlihat begitu jelas
jika kita memandang ke arah kiri dan belakang. Hamparan awan putih yang
terlihat dan birunya langit membuat nama bukit ini dikenal dengan sebutan
Negeri di atas awan.
(foto diambil dari samping kanan mushola) |
(kumpulan awan putih terlihat disebelah kiri saat pendakian) |
(kumpulan awan putih terlihat dari belakang saat pendakian) |
Gunung Semeru
terlihat jelas di sebelah kiri dari jalan yang kami tapaki yang setiap waktu
dapat mengeluarkan asap dari puncaknya dan dihiasi dengan awan-awan putih di
bawah kaki gunung. Sinar matahari sedikit demi sedikit mulai berpancar dan
mendorong kelopak mata ini untuk menutup, karena cahayanya yang begitu
menyilaukan. Tetapi perjalanan kami ternyata belum usai juga. Karena indahnya
panorama samping kanan dan kiri membuat kami tak berhenti-berhenti untuk
mengambil gambar. Hamparan luas hijaunya bukit dengan ditanami bawang dan
sayur-sayuran tertata dengan sangat rapi, lereng-lereng gunung yang luas
ditanami bawang secara terasering, diimbangi oleh pohon-pohon pinus, dan
pohon-pohon khas daerah gunung lainnya membuat alam ini seperti surga dunia
yang tersembunyi diatas awan desa Argosari.
(saat semeru mengeluarkan asap) |
(terlihat beberapa ojek menuju puncak) |
(lereng gunung yang sebagian besar ditanami bawang) |
(panorama sekitar 50m sebelum sampai puncak) |
(perjalanan hampir sampai puncak) |
Tanjakan demi tanjakan telah kami lewati, tukang ojek juga
berkali-kali menawarkan untuk mengantar sampai ke puncak dengan bayaran Rp
20.000/orang, tetapi kami tetap bersikukuh untuk berjalan kaki sampai ke puncak
dengan menikmati keindahan panoramanya. Tengah perjalanan rombongan kami
berpisah karena ada yang ingin cepat sampai ke puncak, beberapa masih asik
berfoto-foto, ada pula yang kelelahan karena begitu jauh pendakian ini. Jam
menunujukan pukul 06:30 terlihat diatas bukit tenda berwarna biru, itu artinya
kami hampir sampai puncak. Beberapa dari rombongan kami sudah ada yang sampai
ke puncak. Tiba-tiba beberapa ikhwan turun yaitu akh udi, akh rustam dan akh
noval, mereka memberi tau kami siapa saja yang ingin balik duluan, karena ada
salah satu ikhwan yang berkepentingan UAS (Ujian Akhir Semester). 8 orang dari
rombongan pulang mendahului yaitu akh rustam, akh noval, ukh a’yun, ukh saniah,
ukh khansa, ukh lathifah, dan 2 orang lagi Ane lupa. Sisa 32 orang, semuanya
sampai diatas puncak B’29. Tidak mudah memang perjalanan menuju puncak, dari
tenda berwarna biru yang terlihat ternyata masih ada sekitar 200 m untuk sampai
di lokasi. Dengan pijakan kaki yang kuat, napas yang terengah-engah, tanjakan
terakhirpun kami lewati dan sampailah di
puncak pukul 06:58 WIB ada yang kurang dari jam itu dan ada juga yang
lebih dari jam 06:58.
Rasa lelah, letih, lesu, laper, lunglai, lali kabeh (lupa
semua)….
Yang ada hanyalah rasa syukur kepada Allah dengan banyaknya
nikmat yang Dia berikan. Mata ini dapat menikmati kebesarannya yang sangat
Agung. Alam yang terbuka lebar ini tercipta begitu sempurna, perkasanya gunung,
kokohnya perbukitan, hamparan hijau yang dibalut dengan birunya langit dan
putihnya awan, gelombang bukit-bukit nan luas dan udara segar, sejuk, tenang
dan terasa damai di hati. Bunga-bunga dan rumput-rumput yang menari bersama hembusan
angin dapat sangat mudah menyihir perasaan manusia. Tak terasa pijakan kaki ini
sampai ke Gunung B-29 yang merupakan gunung diatas ketinggian 2900 meter di
atas permukaan laut. Sehingga gunung ini dinamakan dengan Bukit 2900 mdpl dan
disingkat dengan B-29. Tingginya bukit ini membuat Pemandangan gunung bromo
terlihat dari kejauhan, lereng-lereng bukit yang hijau menambah indah suasana
puncak.
2 jam sudah kami di puncak, perut pun terasa lapar, mie
panas kami nikmati bersama-sama di warung buk dian yang berada di puncak B29,
Rp 8000 lumayan untuk mengganjal perut dari rasa lapar dan dingin. Selesai
makan kami bersiap untuk kembali, saat keluar dari warung ternyata komunitas
sepeda gunung yang banyak terdiri dari bapak-bapak
dan para remaja laki-laki mulai meramaikan puncak. Begitu antusias mereka untuk
menikmati puncak B29. Dan turun bukit dengan mengendarai sepeda.
Sekitar Jam 09:14 rombongan kami pulang. Menuruni bukit
dengan jalan tanah yang kering membuat debu-debu berterbangan. Udara panas
menjelang siang pun datang, tetapi badan masih terasa dingin. 2 setengah jam
lamanya kami menuruni bukit, lebih cepat dari pendakian. Setelah semuanya
sampai di parkiran mobil, perjalanan pulang pun dimulai. Yang sebelumnya pas
malem-maelm nggak bisa liat pintu masuk desa Argosari, ini pas pulang bisa
liat. Tugu orange dengan bertuliskan ‘Selamat Datang di Desa Argosari Kawasan
Wisata B29 Lumajang’ memberi salam kepada kita yang telah berkunjung. Rasa
lelah dan kantuk mulai muncul, perjalanan pulang pun dihabiskan untuk istirahat
(tidur), tetapi ttidak berlaku untuk supir(hi..hi..)
Tengah perjalanan sekitar jam 16.30 kami mampir di rumah
makan lokasinya masih di daerah Lumajang. Soto ayam yang gurih dengan kerupuk
renyah berwarna merah ditambah dengan sambal pedas bercampur kecap manis
menjadi hidanganku. Setelah semuanya habis menyantap dan lunas, perjalanan
pulang dilanjutkan. Indahnya panorama Lumajang masih bisa dirasakan yang
terlihat dibalik kaca mobil.
Tak terasa jam menunjukkan pukul 18:30 mobil kami berhenti
di pom bensin, istirahat untuk melaksanakan shalat maghrib, hanya beberapa
menit saja kami di pom bensin dan langsung lanjut pulang. Mata yang tak terasa
terpejam lama hingga jam menunjukkan pukul 20:05 tiba-tiba dibangunkan dengan
suara ‘ukh mau turun dimana ini udah mau sampe’, suara yang masuk telingan dan
membuat otot-otot mata membuka dan akhirnya terbangun. dan akhirnya sampailah
di Rumah…
Untuk perjalanan ini Alhamdulillah engkau telah berikan
kesempatan emas ini ya Allah untuk mentadaburi citaan-MU, terima kasih LDK yang
telah membawa ukhuwah ini ke Puncak B29, terima kasih pak supir yang udah lelah
dan nggak tidur demi kita, terima kasih teman-teman karena kalian kita dapat
berkumpul di puncak B29, terima kasih atas ukhuwah yang sudah terjalin ini..
semoga Allah selalu menggengnggam hati-hati kita dimanapun keberadaan kita
hingga bertemu di syurga nanti..Aamiin..
Ini ceritaku mana ceritamu?..semoga bermanfaat ^_^
![]() |
(pintu masuk Desa Argosari Kawasan wisata B29 Lumajang) |
(panorama dari puncak B29 terlihat gunung bromo) |
(panorama indah terlihat dari puncak B29) |
(panorama terlihat dari puncak) |
(kommunitas sepeda gunung) |
salam
B29 kawan !..tunggu kami di bukit selanjutnya..^_^
Nice post! Keep it forward, ta. ^_^
BalasHapus