Jumat, 19 Juni 2015

Pendakian Puncak B29

Bismillahitawakaltu ‘alallahi laa khaulaa walaa quwwata illa billah… 
Jum’at 12 Juni 2015 sekitar pukul 21:20 WIB Rombongan LDK (Lembaga Dakwah Kampus) Attarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dengan niat untuk mentadaburi ciptaan Allah berangkat menuju Gunung B-29 Lumajang yaitu program kerja dari divisi Kaderisasi periode 2014/2015. Rombongan kami ada 40 orang, terdiri dari 13 ikhwan dan 27 akhwat. ini merupakan jumlah yang tidak sedikit karena tadabur alam sebelumnya tidak sampai sebanyak ini, dan dapat dikatakan bahwa tadabur alam kali ini memang yang paling banyak personilnya. 5 mobil berangkat dari UIN Malang tepatnya dari parkiran depan masjid Attarbiyyah menuju Lumajang desa Argosari kawasan wisata B-29, yang masing-masing mobil dikendarai oleh Akh sahli, akh yasir, akh fauzan, akh noval dan akh udi. 

        2 jam perjalan dari Malang baru sampai pintu masuk kota Probolinggo tiba-tiba kami dikagetkan dengan kabar kalau mobil yang dikendarai akh fauzan nabrak mobil akh yasir. Dipinggir jalan mobil kamipun menunggu rombongan mereka dan ±10 menit merekapun sampai, syukurnya tidak apa-apa hanya bagian depan mobil yang sedikit rusak. Perjalanan dilanjutkan, Setelah 6 jam perjalanan dari Malang sampailah di Lumajang sekitar pukul 03:10 WIB hari Sabtu 13 Juni 2015. Mata yang sebelumnya terpejam karena kantuk, tiba-tiba terbuka karena keadaan jalan yang tidak lagi rata seperti sebelumnya. Jalan tanjakan beraspal diiringi dengan pohon-pohon, rerumputan, semak-semak dan juga tikungan jalan yang sangat tajam membuat mata ini seakan-akan ingin mengawasi keadaan sekitar, beberapa meter dari pintu masuk kawasan wisata B-29 Lumajang terlihat di balik kaca mobil samping kanan kiri berlalu lalang orang dengan mengendarai sepeda motor dan menutup badan dengan sehelai kain sarung, tidak hanya satu dua orang saja, tetapi setiap orang yang kami lihat semuanya mengenakan sarung yang di kenakan di badan layaknya jaket untuk melindungi diri dari kedinginan malam. Ternyata hal itu merupakan salah satu ciri khas dari masyarakat desa dekat wisata gunung B-29 yaitu Desa Argosari Kecamatan Senauro Kabupaten Lumajang. Setelah beberapa meter melalui jalur beraspal, jalur selanjutnya yaitu tanah berbatu. Berbatu tidak sembarang batu, tetapi batu-batu yang tak teratur penataanya. Beberapa warga menyarankan untuk segera memarkirkan mobil karena medan selanjutnya lebih ekstrim dan berbahaya jika dilewati kendaran besar seperti mobil yang kami naiki.
          Sekitar 10 km dari puncak B-29 mobil diparkirkan. Kami pun melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Saat turun dari mobil kami disambut dengan hembusan udara khas gunung yang begitu dingin, dingin sekali. Jaket tebal, sarung tangan, masker, kaos kaki, lengkap perlengkapan yang dibutuhkan dikenakan untuk menghindari kedinginan udara malam Desa Argosari. Setelah selesai breafing yang dibuka oleh akh udi dan ditutup dengan do’a oleh akh riko, kami langsung melanjutkan perjalanan, dengan ditemani ribuan bintang-bintang yang bersinar dan bulan yang terlihat jelas di samping kanan kami. Hal ini cukup untuk menghibur dikala udara dingin menyelimuti badan yang terhirup sampai ke paru-paru rasanya sangat menusuk badan. Alam yang terbuka ini memang tidak pernah berbohong dengan alaminya udara dingin malam yang kami rasakan. Gelapnya malam hanya bisa di bantu dengan penerangan dari senter yang kami pakai sangat membantu pendakian. 
(saat pendakian pukul 03:41)
                                
          Jalan tanah berbatu berkelok-kelok ditambah dengan tanjakan dengan ketinggian sekitar 40ͦ - 45ͦ tidak mengalahkan semangat kami untuk terus berpijak menuju puncak B-29. 1 jam perjalanan telah usai kami lalui. Jam menunjukkan pukul 04:35 WIB waktunya untuk shalat subuh, rombongan kami berhenti di sebuah mushola samping jalan untuk melaksanakan shalat shubuh berjama’ah. Aliran air khas desa Argosari yang segar dan alami terasa sangat dingin bagai air dalam lemari es mengalir dan memebasahi anggota wudhu, hingga terasa kaki dan tangan seperti akan cepat membeku. Roti tebal berisikan coklat ditambah dengan beberapa tegukan air dingin sedikit mengisi perut dari cekaman dingin yang merasuki tubuh.

         Kedinginan tersebut dapat sedikit terlupakan setelah melaksanakan shalat subuh. Terlihat panorama yang begitu menakjubkan, degradasi warna langit yang luar biasa indah disebelah timur tepat matahari akan mulai memunculkan diri. Perpaduan warna merah bercampur orange, kuning dan bertumpuk dengan warna putih dari cahaya matahari mulai muncul. Birunya langit yang terhampar begitu luas di depan mata menambah rasa penasaran untuk segera sampai ke puncak B-29. Tetapi lagi-lagi perjalanan dihentikan dengan panorama yang tak kalah luar biasa dengan yang sebelumnya. Awan-awan berwarna  putih yang terkumpul rata ditambah dengan birunya langit yang terhampar luas di Desa Argosari ini terlihat begitu jelas jika kita memandang ke arah kiri dan belakang. Hamparan awan putih yang terlihat dan birunya langit membuat nama bukit ini dikenal dengan sebutan Negeri di atas awan.
(foto diambil dari samping kanan mushola)
(kumpulan awan putih terlihat disebelah kiri saat pendakian)
(kumpulan awan putih terlihat dari belakang saat pendakian)
                         
         Gunung Semeru terlihat jelas di sebelah kiri dari jalan yang kami tapaki yang setiap waktu dapat mengeluarkan asap dari puncaknya dan dihiasi dengan awan-awan putih di bawah kaki gunung. Sinar matahari sedikit demi sedikit mulai berpancar dan mendorong kelopak mata ini untuk menutup, karena cahayanya yang begitu menyilaukan. Tetapi perjalanan kami ternyata belum usai juga. Karena indahnya panorama samping kanan dan kiri membuat kami tak berhenti-berhenti untuk mengambil gambar. Hamparan luas hijaunya bukit dengan ditanami bawang dan sayur-sayuran tertata dengan sangat rapi, lereng-lereng gunung yang luas ditanami bawang secara terasering, diimbangi oleh pohon-pohon pinus, dan pohon-pohon khas daerah gunung lainnya membuat alam ini seperti surga dunia yang tersembunyi diatas awan desa Argosari.
 
(saat semeru mengeluarkan asap)
                           
(terlihat beberapa ojek menuju puncak)

(lereng gunung yang sebagian besar ditanami bawang)

(panorama sekitar 50m sebelum sampai puncak)

(perjalanan hampir sampai puncak)
         Tanjakan demi tanjakan telah kami lewati, tukang ojek juga berkali-kali menawarkan untuk mengantar sampai ke puncak dengan bayaran Rp 20.000/orang, tetapi kami tetap bersikukuh untuk berjalan kaki sampai ke puncak dengan menikmati keindahan panoramanya. Tengah perjalanan rombongan kami berpisah karena ada yang ingin cepat sampai ke puncak, beberapa masih asik berfoto-foto, ada pula yang kelelahan karena begitu jauh pendakian ini. Jam menunujukan pukul 06:30 terlihat diatas bukit tenda berwarna biru, itu artinya kami hampir sampai puncak. Beberapa dari rombongan kami sudah ada yang sampai ke puncak. Tiba-tiba beberapa ikhwan turun yaitu akh udi, akh rustam dan akh noval, mereka memberi tau kami siapa saja yang ingin balik duluan, karena ada salah satu ikhwan yang berkepentingan UAS (Ujian Akhir Semester). 8 orang dari rombongan pulang mendahului yaitu akh rustam, akh noval, ukh a’yun, ukh saniah, ukh khansa, ukh lathifah, dan 2 orang lagi Ane lupa. Sisa 32 orang, semuanya sampai diatas puncak B’29. Tidak mudah memang perjalanan menuju puncak, dari tenda berwarna biru yang terlihat ternyata masih ada sekitar 200 m untuk sampai di lokasi. Dengan pijakan kaki yang kuat, napas yang terengah-engah, tanjakan terakhirpun kami lewati dan sampailah di  puncak pukul 06:58 WIB ada yang kurang dari jam itu dan ada juga yang lebih dari jam 06:58. 

          Rasa lelah, letih, lesu, laper, lunglai, lali kabeh (lupa semua)….
Yang ada hanyalah rasa syukur kepada Allah dengan banyaknya nikmat yang Dia berikan. Mata ini dapat menikmati kebesarannya yang sangat Agung. Alam yang terbuka lebar ini tercipta begitu sempurna, perkasanya gunung, kokohnya perbukitan, hamparan hijau yang dibalut dengan birunya langit dan putihnya awan, gelombang bukit-bukit nan luas dan udara segar, sejuk, tenang dan terasa damai di hati. Bunga-bunga dan rumput-rumput yang menari bersama hembusan angin dapat sangat mudah menyihir perasaan manusia. Tak terasa pijakan kaki ini sampai ke Gunung B-29 yang merupakan gunung diatas ketinggian 2900 meter di atas permukaan laut. Sehingga gunung ini dinamakan dengan Bukit 2900 mdpl dan disingkat dengan B-29. Tingginya bukit ini membuat Pemandangan gunung bromo terlihat dari kejauhan, lereng-lereng bukit yang hijau menambah indah suasana puncak. 

        2 jam sudah kami di puncak, perut pun terasa lapar, mie panas kami nikmati bersama-sama di warung buk dian yang berada di puncak B29, Rp 8000 lumayan untuk mengganjal perut dari rasa lapar dan dingin. Selesai makan kami bersiap untuk kembali, saat keluar dari warung ternyata komunitas sepeda gunung yang  banyak terdiri dari bapak-bapak dan para remaja laki-laki mulai meramaikan puncak. Begitu antusias mereka untuk menikmati puncak B29. Dan turun bukit dengan mengendarai sepeda. 

       Sekitar Jam 09:14 rombongan kami pulang. Menuruni bukit dengan jalan tanah yang kering membuat debu-debu berterbangan. Udara panas menjelang siang pun datang, tetapi badan masih terasa dingin. 2 setengah jam lamanya kami menuruni bukit, lebih cepat dari pendakian. Setelah semuanya sampai di parkiran mobil, perjalanan pulang pun dimulai. Yang sebelumnya pas malem-maelm nggak bisa liat pintu masuk desa Argosari, ini pas pulang bisa liat. Tugu orange dengan bertuliskan ‘Selamat Datang di Desa Argosari Kawasan Wisata B29 Lumajang’ memberi salam kepada kita yang telah berkunjung. Rasa lelah dan kantuk mulai muncul, perjalanan pulang pun dihabiskan untuk istirahat (tidur), tetapi ttidak berlaku untuk supir(hi..hi..)

         Tengah perjalanan sekitar jam 16.30 kami mampir di rumah makan lokasinya masih di daerah Lumajang. Soto ayam yang gurih dengan kerupuk renyah berwarna merah ditambah dengan sambal pedas bercampur kecap manis menjadi hidanganku. Setelah semuanya habis menyantap dan lunas, perjalanan pulang dilanjutkan. Indahnya panorama Lumajang masih bisa dirasakan yang terlihat dibalik kaca mobil. 

Tak terasa jam menunjukkan pukul 18:30 mobil kami berhenti di pom bensin, istirahat untuk melaksanakan shalat maghrib, hanya beberapa menit saja kami di pom bensin dan langsung lanjut pulang. Mata yang tak terasa terpejam lama hingga jam menunjukkan pukul 20:05 tiba-tiba dibangunkan dengan suara ‘ukh mau turun dimana ini udah mau sampe’, suara yang masuk telingan dan membuat otot-otot mata membuka dan akhirnya terbangun. dan akhirnya sampailah di Rumah…
Untuk perjalanan ini Alhamdulillah engkau telah berikan kesempatan emas ini ya Allah untuk mentadaburi citaan-MU, terima kasih LDK yang telah membawa ukhuwah ini ke Puncak B29, terima kasih pak supir yang udah lelah dan nggak tidur demi kita, terima kasih teman-teman karena kalian kita dapat berkumpul di puncak B29, terima kasih atas ukhuwah yang sudah terjalin ini.. semoga Allah selalu menggengnggam hati-hati kita dimanapun keberadaan kita hingga bertemu di syurga nanti..Aamiin..

Ini ceritaku mana ceritamu?..semoga bermanfaat ^_^
(pintu masuk Desa Argosari Kawasan wisata B29 Lumajang)
(panorama dari puncak B29 terlihat gunung bromo)
(panorama indah terlihat dari puncak B29)
(panorama terlihat dari puncak)

(Akhwat LDK Attarbiyah UIN Malili Malang)
(kommunitas sepeda gunung)
salam B29 kawan !..tunggu kami di bukit selanjutnya..^_^



1 komentar: