Berawal dari setelah Lulus MA di Al-Fatah Maos waktu itu di
tahun 2013..
Sebagai santri yang belum banyak menjajal ilmu di luar
pondok, waktu itu setelah selesai Ujian Nasional aku hanya berencana untuk
liburan. Jalan-jalan dulu bareng sama temen-temen.. karna selama 6 tahun hidup
di pondok katanya kayak dipenjara, nggak boleh kemana-mana, pulangpun di jadwal
sebulan sekali (libur bulanan) selain itu ya libur semester.
Jadi setelah selesai Ujian Nasional, kita beranggapan sudah tidak
ada status sebagai santriwati (lagi),
dan tidak wajib mengikuti peraturan pondok. Rasanya seperti keluar dari goa
(tapi nggak juga si), sedikit lega laah..
Setelah berlibur ria, waktu itu jalan-jalan ke Kebumen, ke
tempat ummi sama halimah. Dan kita sempet jalan-jalan menyusuri kuburan China
abis subuh (nggak ada kerjaan emang, hahaha)
Kembali ke cerita..
Setelah pulang ke rumah, baru kepikiran pengen Bimbel buat
masuk ke Universitas. Waktu itu belum tau apa-apa sih, cara daftarnya, link
untuk masuk univ, bimbelnya kayak apa, syarat-syarat pendaftaran dll. Yang ada
di pikiran aku cuman satu ikut bimbel. Liat kakak tingkat sebelum-sebelumnya,
mereka setelah lulus mesti ikut bimbel abis itu baru daftar univ. jadi ya itu..
aku mikir pengen bimbel buat masuk ke univ.
Waktu dulu belum ada WA. Pakenya sms. Dan ada kabar, siapa
aja yang mau ikut bimbel ke SSC (Sony Sogema College) yang di Bandung untuk
segera menghubungi bu Budi. Aku langsung tanya temen-temen yang pengen bimbel
kesana, hasilnya 0. Nggak ada yang mau ikut bimbel. Tapi ada satu orang yang
jawabnya beda. Nisa yang waktu itu aku tanya, terus dia jawab sekaligus
ngajakin. Dia nggk ikut bimbel di Bandung, tapi ikut yang di Surabaya.
Waktu itu yang aku butuhin, ikut bimbel dan ada temennya.
Setelah dipikir-pikir. Aku pun mengiyakan ajakan nisa. Disana nanti kita
tinggal di tempat om-nya dia, kebetulan om-nya ini kerjanya di tempat
Bimbelnya. Oke.. cuss
Alasan kenapa aku ikut bimbelnya di SSC adalah karna sekolah
aku udah ada kerjasama sama pihak sana, jadi para murid dari sekolahan aku bisa
ikut secara gratis selama 1 bulan, kita butuh ongkos untuk biaya hidupnya aja.
Itu bimbel yang di Bandung. Kalo yang di Surabaya beda lagi..
Hari H pun tiba..
Aku dan Nisa berangkat ke Surabaya naik kereta (setelah sekian
lamanya aku nggak pernah naik kereta.. ), dan ini perjalanan terlama, butuh 8
jam sampai di stasiun Gubeng. Saat di perjalanan, Nisa sempet ditanya aris
tentang rencana Bimbel di Surabaya lewat sms. Aris juga temen satu angkatan
kita bedanya dia kelas IPS dan kita kelas IPA.
Sampailah kita di Stasiun Gubeng, saat itu jam 4 atau
stengah 5 gitu sampe disana..
Dalam hati bilang.. hey, kita lagi di Kota Gede nih
(hahahaa), –maklum orang desa— wkwk
katanya sih ini kota termacet kedua setelah Jakarta. Kata
Rani yang punya rumah di Surabaya saat smsan di perjalanan tadi.
Setelah menunggu cukup lama, om-nya nisa pun datang naik
motor. Menyapa dan memperkenalkan diri, namanya Om Budi. Panggil aja Om Budi
atau Lik Budi, kerjanya di SSC Sepanjang.
Kita yang bawa barang lumayan banyak ini dipesenin taksi.
Taksi pun melaju menyusuri tengah Kota. Saat itu kita melewati UNAIR, terus..
nggak tau lagi, lupa (haha) pokoknya lewat Tol. Agak lama emang, soalnya macet.
Bener kata si Rani, ini kota jalannya macet dimana-mana. Apalagi ini waktu
sore, waktunya orang-orang pulang kerja, jadi rame dan macet.
Sampailah kita di Rumah ..
Maghrib sampai di rumah, disana udah ada istri om budi dan
anaknya, si acun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar